aku? aku pun ingin seperti mereka
seperti layaknya perempuan
yang dengan sabar menunggu kekasihnya distasiun kereta untuk menjemputnya
seperti layaknya perempuan
yang tetap dipertahankan ketika ada perempuan lain
seperti layaknya perempuan
yang hanya sekedar bergurau dengan lelakinya tentang rumah, dan anak
seperti layaknya perempuan
yang dekapan tubuhnya menjadi tempat untuk pulang lelakinya
aku? apa salah aku ingin seperti mereka?
ada saatnya? entahlah
Sabtu, 24 Oktober 2015
mendekap keterasingan
pesan singkat dari kamu,
apa ini akhir dari semua cerita kamu dan aku?
apa harus malam jadi saksi bisu?
bagaimana dengan percakapan aku dan kamu dikamar lalu?
meski aku mengerti,
pada akhirnya pahit mendekapku
kenapa tulus harus jumpa dengan kesia-siaan?
kenapa tulus harus mendekap kekecewaan?
apa itu makna sebenarnya dari kata tulus?
atau aku hanya terlarut dalam buaian kata dan perlakuan rapi oleh kamu?
ya, semua begitu rapi dan sempurna kamu rangkai,
adegan demi adegan layaknya aktor ternama
ya, kamu hebat
tlah menggerakkan mesin-mesin imaji otakku
ya, kamu hebat
tlah memerah jambukan hatiku
kamu berhasil,
kini,
kamu bahagia,
sedangkan aku,
aku mendekap dengan keterasingan,
semoga tuhan membalas tulusku.
apa ini akhir dari semua cerita kamu dan aku?
apa harus malam jadi saksi bisu?
bagaimana dengan percakapan aku dan kamu dikamar lalu?
meski aku mengerti,
pada akhirnya pahit mendekapku
kenapa tulus harus jumpa dengan kesia-siaan?
kenapa tulus harus mendekap kekecewaan?
apa itu makna sebenarnya dari kata tulus?
atau aku hanya terlarut dalam buaian kata dan perlakuan rapi oleh kamu?
ya, semua begitu rapi dan sempurna kamu rangkai,
adegan demi adegan layaknya aktor ternama
ya, kamu hebat
tlah menggerakkan mesin-mesin imaji otakku
ya, kamu hebat
tlah memerah jambukan hatiku
kamu berhasil,
kini,
kamu bahagia,
sedangkan aku,
aku mendekap dengan keterasingan,
semoga tuhan membalas tulusku.
kepasrahan senja
pada akhirnya pun kamu berkata
"memangnya kamu siapa?"
kalau dari awal niatmu hanya ingin mempermainkanku,
kamu hebat
masalah hati?
aku ada hati dengan kamu,
tapi lagi-lagi aku harus dewasa dalam keadaan
dan terima kasih lagi
tlah memberi arti kedewasaan.
mungkin, kamu bukan milikku,
tapi kerinduan tak pernah lelah,
dan,
kepasrahan seperti senjadi menjadi malam,
serta kepasrahan awan menjadi tetesan hujan.
"memangnya kamu siapa?"
kalau dari awal niatmu hanya ingin mempermainkanku,
kamu hebat
masalah hati?
aku ada hati dengan kamu,
tapi lagi-lagi aku harus dewasa dalam keadaan
dan terima kasih lagi
tlah memberi arti kedewasaan.
mungkin, kamu bukan milikku,
tapi kerinduan tak pernah lelah,
dan,
kepasrahan seperti senjadi menjadi malam,
serta kepasrahan awan menjadi tetesan hujan.
Jumat, 23 Oktober 2015
di sudut jendela kamar
di sudut jendela kamar
aku bercumbu dengan sepatah dua patah kata
sembari menikmati aroma kopi arabica
sesaat termenung oleh sepoi angin serta bising jalan raya
senja kali ini begitu lepas
perlahan mesin-mesin dalam otak tak mengarah
pada sosok kamu
senja kali ini bukan sosok kamu,
tapi,
senja kali ini sosok aku
pohon serta burung pun mengerti sejak awal
sosok aku lebih seperti senja,
yang mungkin ditunggu-tunggu oleh sebagian orang
atau berlalu begitu saja,
dan berganti malam yang panjang,
yang selalu dinikmati semua orang
ah sudahlah,
peduli apa mereka oleh sosok aku atau pun senja
yang jelas,
sosok aku selalu menikmati senja
di sudut jendela kamar
aku bercumbu dengan sepatah dua patah kata
sembari menikmati aroma kopi arabica
sesaat termenung oleh sepoi angin serta bising jalan raya
senja kali ini begitu lepas
perlahan mesin-mesin dalam otak tak mengarah
pada sosok kamu
senja kali ini bukan sosok kamu,
tapi,
senja kali ini sosok aku
pohon serta burung pun mengerti sejak awal
sosok aku lebih seperti senja,
yang mungkin ditunggu-tunggu oleh sebagian orang
atau berlalu begitu saja,
dan berganti malam yang panjang,
yang selalu dinikmati semua orang
ah sudahlah,
peduli apa mereka oleh sosok aku atau pun senja
yang jelas,
sosok aku selalu menikmati senja
di sudut jendela kamar
Bahagia Menyertai
biarkan,
biarkan begini adanya
biarkan sosok kamu tetap dengan aku
biarkan pelukan sosok kamu jadi tempat kembaliku
biarkan senja bersama sosok kamu dan aku
biarkan sosok kamu jadi inspirasi aku
biarkan bahagia menyertai
biarkan begini adanya
biarkan sosok kamu tetap dengan aku
biarkan pelukan sosok kamu jadi tempat kembaliku
biarkan senja bersama sosok kamu dan aku
biarkan sosok kamu jadi inspirasi aku
biarkan bahagia menyertai
Hello Senja
hello senja,
kali ini aku semakin merindu
merindu akan sosok kamu
mungkin senjamu kemarin belum mampu mengobati kerinduan
tapi aku cukup terobati oleh sosok kamu
senja,
aku masih sayang sosok kamu
dan hingga malam tiba,
aku tak ingin berakhir
dengan sosok kamu
karena bahagia
menjadi penopangku
dan aku,
bahagia
kali ini aku semakin merindu
merindu akan sosok kamu
mungkin senjamu kemarin belum mampu mengobati kerinduan
tapi aku cukup terobati oleh sosok kamu
senja,
aku masih sayang sosok kamu
dan hingga malam tiba,
aku tak ingin berakhir
dengan sosok kamu
karena bahagia
menjadi penopangku
dan aku,
bahagia
Minggu, 11 Oktober 2015
heningnya malam
Bercumbu dengan heningnya malam
Dan monolog berbisik,
"nikmati saja alur cerita dari tuhan, karena kamu didunia karena kesenangan"
Dan monolog berbisik,
"nikmati saja alur cerita dari tuhan, karena kamu didunia karena kesenangan"
kamu
Kamu? Begitu banyak kosa kataku untuk mengartikan
tentang kamu
Kamu? Tintaku begitu menggebu gebu untuk menggambarkan
tentang kamu
Kamu? Jari jemariku begitu lincah untuk memainkan nada
nada tentang kamu
Kamu? Mataku begitu haus akan siluet wajah tentang kamu
Kamu? Bahkan angin kemarau pun tak mampu menyampaikan
pesanku tentang kamu
Kamu? Bahkan makhluk tak berwujud pun hanya mampu
menemani kamu
Kamu? Bahkan hanya isyarat yang mampu melegakan raga ini
bertemu kamu
Kamu? Adalah logika yang tak akan pernah kutinggalkan
dalam anganku
Kamu? Adalah logika yang tak henti hentinya bekerja
dalam otakku
Kamu? Seharusnya awal aku tak pernah jumpa dengan kamu
Kamu? Seharusnya rasa ini tak pernah ada di sudut hati
ini dengan tertata rapi
Kamu? Seharusnya tak sedalam ini aku merasa padamu
Kamu? Sampai detik ini usahaku melenyapkan kamu dari
logika tidaklah berhasil
Kamu? Aku kalah olehmu
Kamu? Ah sudahlah, aku lelah semua tentang kamu
Kamu? Perlahan aku akan meleburkan rasa tentang kamu
Kamu? Aku akan menghilang dari kamu
Kamu? Semoga tuhan memberkati aku, juga kamu
Langganan:
Postingan (Atom)