"non aurora bangun non.. udah siang bentar lagi bel sekolah loh non.." teriak bibi dari lantai bawah,
"iya bi!" jawab aku. hmm aku pun bergegas mandi dan memakai baju seragam lalu keatas untuk sarapan pagi.
"bi, mama papa kemana?" kataku seraya duduk di meja makan sambil memakan sepotong roti berselai strawberry
"hmm tadi pagi mereka udah ke kantor non.. tapi mereka sebelum berangkat berantm dulu non.." jawab bibi
"yaudah lah bi biarin aja" kataku seraya memasang wajah kusut. hmm nama aku adalah Aurora Harmoni Rafael dan aku terlahir di keluarga yang dari segi materi menengah keatas papaku bernama Almar Leonard Rafael beliau adalah seorang dosen di UI dan dosen di salah satu Universitas di negeri kincir angin, sedangkan mamaku bernama Jolien Nada Cristine beliau adalah seorang pemain cello hmm ya keduanya bertolak belakang. bertolak belakang? ya mereka bertolak belakang papa yang pada dasarnya di didik dari keluarga yang berpengetahuan akademik tinggi sedangkan mama di didik dari keluarga yang berpengetahuan non akademik atau berwawasan musikalitasnya tinggi, dan aku? ya beruntung aku masih mempunyai darah seni dari mama. meskipun aku terlahir di keluarga yang kurang harmonis tetapi aku bangga mempunyai papa yang jenius di bidang akademik dan mama yang mahir di bidang non akademik atau musik. aku bersekolah di SMA Lab School dan di sekolah aku termasuk peringkat lima besar dikelas. di sekolah tempat yang paling aku suka adalah ruang musik, hanya ada aku dan biolaku. sedangkan dirumah tempat yang paling aku suka adalah kamarku, yaa kamarku adalah istanaku dikamar banyak buku-buku novel kesayanganku, boneka kesayanganku dan biola kesayanganku yang sudah aku anggap sebagai pacar? what biola pacar? yaaa biolaku adalah pacarku karena satu-satunya yang ada didunia yang bisa membuat diriku tenang hanya biola. mama papa? mereka saja sepertinya sudah tidak menganggapku ada, dan aku sudah terbiasa. hingga akhirnya mereka pun berpisah, entah apa yang ada dibenak mereka sehingga mereka memutuskan untuk berpisah tanpa memikirkan perasaan anaknya sendiri "aku". aku tak mengerti kenapa tuhan tidak adil? kenapa mereka harus berpisah? kenapa hanya ada aku "sendiri"? tapi yasudahlah toh mereka juga sudah berpisah. dan aku pun mulai terbiasa dengan kesendirian hingga kelulusan itu tiba dan aku pun memutuskan untuk melanjutkan kuliah di negeri menara eiffel, ya aku dengan biolaku terbang ke paris untuk mengubur semua kenangan di jakarta yang begitu manis sekaligus pahit.
Paris kini menjadi tempat dimana aku berpijak, tempat dimana aku menumbuhkan harapan akan rasa itu. rasa itu? ya rasa yang tak pernah aku rasakan selama aku di jakarta, mungkin orang bilang itu cinta. cinta? ya cinta dan aku tak tahu apa rasanya cinta? entahlah. hari, jam, menit, detik ku jalani dengan sendiri namun kali ini ada yang berbeda, ya kali ini dengan senyuman pula :) hingga pada satu hari aku pergi ke kedai hot chocolate dan ketika aku memesan hot chocolate tak sengaja aku menumpahkan hot chocolate ke meja dia. dia? ya dia yang baru aku kenal dan entah kenapa rasa itu ada. dia bernama Edvan Melodika Nathanaell atau biasa dipanggil edvan, hmm dia ternyata sama denganku mahasiswa asal indonesia yang kuliah di paris. dari hot chocolate itulah aku bisa mengenal kata cinta, yaa mungkin edvan itu sosok dari kata cinta yang sedang aku rasakan. kini hari-hariku ditemani oleh kata cinta dan nada-nada yang mengalir dari biolaku pun semakin berirama lembut seperti makna dari kata cinta itu. dan akhirnya aku bisa mengadakan mini konser biola, ya aku sukses membuat penonton berdecak kagum melihat permainan biolaku begitu pun edvan yang sangat kagum mendengarkan nada demi nada yang berirama pada biolaku. hmm dan hari-hariku pun semakin berwarna-warni, aku kira dengan aku mengambil keputusan untuk kuliah di paris aku akan semakin bersahabat dengan kesendirian tapi dugaanku salah. hingga pada akhirnya edvan yang begitu setia menemaniku hari demi hari pun melamarku, ya edvan ternyata serius dengan hubungan kita. tapi yang aku lihat saat ini ada tembok besar didepanku yang menjadi penghalang antara aku dan edvan. tembok besar? ya tembok besar itu adalah perbedaan antara aku dan dia. dia yang memeluk agama islam begitu kuat dan aku yang memeluk agama kristen pun sama halnya dengan dia. kenapa ya tuhan? kenapa disaat aku bahagia engkau lalu mengganti kebahagian itu dengan kegalauan? kenapa aku dan edvan harus berbeda?
dan akhirnya aku dan edvan memutuskan untuk menikah tetapi beda agama, ya tuhanku dan edvan memang sama tapi cara kita berbeda dan aku dengan edvan sangat menghargai perbedaan itu. ya kita berdua saling memahami satu sama lain hingga kakek nenek kelak. karena aku dan edvan yakin apa yan dipersatukan tuhan tidak bisa dipisahkan oleh manusia :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar